[BikeStop] – Lama Gak Gowes, Makin Hancur aja nih level Cardio, Kualitas Tidur dan SPO2
Faktor M Melanda, Level Cardio Langsung Drop Aja Nih
Bersepeda, merupakan olahraga favorit saya semenjak dulu, selain mudah dilakukan juga dapat menempuh jarak yang lumayan dengan pemandangan-pemandangan berbeda-beda sesuai setting tujuan gowes. Olahraga gowes yang biasa saya lakukan tidak serta merta untuk latian cadence, workout, speed dan sebagainya. Tetapi lebih ke arah recreational dan santai. Tidak jarang pula kadang menempuh >100km dalam sekali waktu. *GranFondo kalau Istilah bekennya di STRAVA.
Biasanya dalam 1 minggu saya rutin minim 7x bergowes dengan jarak tempuh rerata 200an km, bahkan kalau ke kantor saya juga lebih sering dan senang dengan bersepeda (B2W), selain hemat ongkos parkir (gratis keleus, bukan cuma hemat), namun juga dapat membuat tubuh segar sesampainya di office, dan semangat saya rasa makin berlebih kalau saya B2W. Gak tau juga itu perasaan aja atau gimana. Tapi saya merasanya seperti itu sih.
Banyak sekali sih impact positif yang telah saya rasakan semenjak re-activate rajin sepedaan semenjak 2017 itu.
TAPI, semenjak IedFitri 2021 ini, sampai saat ini saya menulis (8 Juni 2021), ntah kenapa beraaaaaaat banget mau berangkat gowes, padahal saat puasa saya masih lumayan rajin walau hanya sekedar gowes ceria. Duh kayaknya faktor M lagi melanda nih, dan kyaknya lagi seneng mengkambinghitamkan “Habis vaksin“, tubuh masih lemah biar sehat bugar dulu, baru aktifitas rutin lagi. wkwkwkk, teori dari mana pula itu yak. 😂🤣
Faktor M ini pula yang akhir-akhir ini menurunkan level kardio, menurunkan level kualitas tidur, dan SPO2 dalam tubuh saya (setidaknya seperti itulah yang fitbit laporkan kepada saya).


Tiga (3) activity dalam 4 minggu…. hmmm padahal biasanya padat merayap. dan ketiga nya itu juga paling workout super ringan, selain itu berdasarkan laporan Fitbit, level kardio saya jauh turun di angka 37-41, dimana sebelum-sebelumnya selalu diatas 41-45. Nilai RHR (Resting Heart Rate) cenderung merangkak naik (memburuk), begitu juga dengan kualitas tidur. Fakta-fakta diatas berdasarkan data dan pengukuran, sedangkan menurut ‘Rasanya’ ditubuh ini, memang saya rasakan juga ada penurunan yang signifikan, dengan terasa gampang lelah dan denyut jantung jadi tidak teratur.

Jika melihat kondisi diatas, jahat banget kan ya, padahal off dari rutin sepedaan ‘olahraga’ ringan hanya sekitar 1 bulan. Namun impact negatif sudah sangat terasa ‘fakta real dari data-data’. Oleh karena itu, olahraga rutin, meskipun ringan itu adalah kunci, dan tidak membiarkan faktor M sedikit demi sedikit menggerogoti. Alert untuk saya pribadi juga ini, harus lebih istiqomah dan lebih mantab dalam mengatur jadwal harian.
Baik temen-temen semua, demikian sharing saya dimana akibat faktor M dan segala alasannya, saya tidak berolahraga (minimal olahraga ringan) selama 1 bulan, menunjukkan grafik penurunan kualitas kardio pada diri saya, hal yang juga terasa pada tubuh ini. Semoga ini dapat menjadi aware dan semangat bagi kita semua, untuk tetap rajin berolahraga, sebagai ikhtiar demi mendapatkan kualitas kesehatan yang lebih baik.
Dan mulai hari ini, tidak ada alasan lagi untuk memperkuat faktor M.
Jangan lupa juga untuk mengunjungi channel YouTube saya di @GuritnoY ya….
_Demikian dan TerimaKasih,
Salam.
GuritnoY